Pandanglah kedudukan orang yang di bawahmu dalam hal dunia dan harta,nescaya engkau akan mewarisi sifat syukur. Dan pandanglah kedudukan orang yang di atasmu dalam hal agama dan akhiratmu mudah-mudahan engkau akan mewarisi sifat istiqamah dalam ketaatan kepada Allah.
أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ عَلَيْكُمْ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' dan Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian, dan janganlah kalian melihat orang yang lebih tinggi dari kalian, sesungguhnya hal itu lebih baik agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah." Abu Mu'awiyah menyebutkan dengan redaksi, "(nikmat Allah) atas kalian." HR Ibnu Majah,4132. Sahih.
Berapa ramai orang yang tersilau dengan kilauan harta benda orang lain. Sehingga tidak pernah merasa cukup dengan harta yang ia miliki. Jika dia telah mendapatkan sesuatu harta dunia, tetapi masih merasa belum puas dan masih ingin terus mengear yang lebih.
Sikap seorang muslim yang benar adalah bukan begitu, namun hendaklah dia selalu melihat orang di bawahnya dalam masalah harta dan dunia. Berapa ramai orang yang keadaan ekonominya jauh di bawah kita, yang mana kedudukan ekonominya berada di bawah garis kemiskinan. Untuk makan minum sehari-hari saja mereka mesti bersusah payah mencari disana sini dan juga kadang-kadang terpaksa berhutang disana sini,
Dengan memiliki sifat yang mulia ini l, iaitu dengan selalu memandang orang di bawahnya dalam urusan dunia dan harta, maka seseorang akan merealisasikan syukur dengan sebenarnya dalam dirinyaf.
Justeru itu, jika seseorang melihat orang di atasnya (iaitu dalam masalah harta dan dunia), maka dia akan menganggap kecil terhadap nikmat Allah yang ada pada dirinya dan dia selalu ingin mendapatkan yang lebih.
Namun, jika dia mengalihkan pandangannya kepada orang di bawahnya, hal ini akan membuatkannya redho dan bersyukur diatas nikmat Allah yang diberikan kepadanya.”
Oleh itu cara mengubati penyakit semacam ini, hendaklah seseorang itu melihat orang yang berada di bawahnya iaitu dalam masalah harta dan dunia. Dengan melakukan semacam ini, maka seseorang akan redho dan bersyukur, juga rasa tamaknya terhadap harta dan dunia akan menipis atau berkurang.
Jika seseorang itu sering memandang kedudukan orang yang berada di atasnya,nescaya dia akan mengingkari dan tidak akan merasa puas terhadap nikmat yang telah diberikan Allah yang kepadanya. Sebagaimana yang difirman oleh Allah Subhanahuwata'ala,
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.al-Insan:3
Dan juga,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Dalam perkara Agama dan Akhirat:
Dalam masalah agama dan akhirat pula hendaklah seseorang itu memandang kedudukan orang yang berada di atasnya. Seharusnyalah seseorang itu memandang bahawa amalan soleh yang dia lakukan masih jauh keringgalan di belakang berbanding para Nabi, shidiqn, syuhada’ dan orang-orang soleh. Justeru itu empat golongan ini sewajarnyalah dijadikan contoh perbandingan dan pembina semangat dalam menelusuri jalan-jalan menuju keredaan Allah Subhanahuwata'ala,sebagaimana berdasarkan firman Allah Subhanahuwata'ala,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. An-Nisa:69
Solafussoleh memang terkenal dengan semangat dalam melaksakan kebaikan, dalam menjalani ibadah solat, puasa, sedekah, membaca Al Qur’an, menuntut ilmu dan juga amalan lainnya. Justeru itu,maka haruslah bagi setiap orang memiliki cara pandang yang sebegini dalam masalah agama, ketaatan, proses mendekatan diri kepada Allah, juga dalam meraih pahala dan syurga. Oleh itu, sikap yang sebenarnya, hendaklah seseorang itu berusaha melakukan kebaikan sebagaimana yang Solafussoleh lakukan. Inilah yang dinamakan berlolumba-lumba dalam kebaikan. Sebagaimana firman Allah Subhanahuwarlta'ala,
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا
Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Al Ma’idah: 48
Seumpama dalam perkara berlumba-lumba untuk meraih kenikmatan syurga, Allah Subhanahuwarlta'ala berfirman,
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ (22) عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ (23) تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ (24) يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ (25) خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ (26)
“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam keni’matan yang besar (syurga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh keni’matan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” Al Muthaffifin: 22-26
Dalam ayat lainnya, Allah Subhanahuwarlta'ala telah berfirman,
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” Ali Imran: 133
Inilah yang telah dilakukan oleh Solafussoleh yang terdahulu, dimana mereka selalu berlumba-lumba dalam kebaikan.
No comments:
Post a Comment