Syirik Khafi lebih dahsyat dari fitnah al-Dajal
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ عَنْ كَثِيرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ رُبَيْحِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَقَالَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنْ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ قَالَ قُلْنَا بَلَى فَقَالَ الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّي فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari Katsir bin Zaid dari Rubaih bin Abdurrahman bi Abu Sa'id Al Khudri dari Ayahnya dari Abu Sa'id dia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar bersama kami, sementara kami saling mengingatkan tentang Al Masih Ad Dajjal, maka beliau bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih aku khawatirkan terhadap diri kalian daripada Al Masih Ad Dajjal?" Abu Sa'id berkata, "Kami menjawab, "Tentu." Beliau bersabda: "Syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang mengerjakan shalat dan membaguskan shalatnya dengan harapan agar ada seseorang yang memperhatikannya." Ibnu Majah, 4194. Hasan
Dalil hadith,
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ رُبَيْحِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ كُنَّا نَتَنَاوَبُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَبِيتُ عِنْدَهُ تَكُونُ لَهُ الْحَاجَةُ أَوْ يَطْرُقُهُ أَمْرٌ مِنْ اللَّيْلِ فَيَبْعَثُنَا فَيَكْثُرُ الْمُحْتَسِبُونَ وَأَهْلُ النُّوَبِ فَكُنَّا نَتَحَدَّثُ فَخَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ اللَّيْلِ فَقَالَ مَا هَذِهِ النَّجْوَى أَلَمْ أَنْهَكُمْ عَنْ النَّجْوَى قَالَ قُلْنَا نَتُوبُ إِلَى اللَّهِ يَا نَبِيَّ اللَّهِ إِنَّمَا كُنَّا فِي ذِكْرِ الْمَسِيحِ فَرَقًا مِنْهُ فَقَالَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ مِنْ الْمَسِيحِ عِنْدِي قَالَ قُلْنَا بَلَى قَالَ الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يَعْمَلُ لِمَكَانِ رَجُلٍ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Az Zubair berkata; telah menceritakan kepada kami Katsir bin Zaid dari Rubaih bin Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata; "Kami saling bergantian menjaga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ketika tiba giliran kami menjaga Rasulullah, pada malam itu beliau mempunyai keperluan atau kebutuhan hingga mengutus kami, maka para sukarelawan dan orang yang berjaga-jaga pun membanjir tempat beliau, akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar ke arah kami dan bersabda: "Ini bisik-bisik apa? Bukankah aku telah melarang kalian dari berbisik-bisik?" Abu Sa'id berkata; Maka kami pun berkata; "Kami bertaubat kepada Allah wahai Nabi Allah, hanya saja kami sedang menyebut-nyebut tentang Al Masih karena takut bertemu dengannya, " beliau bersabda: "Maukah aku kabarkan sesuatu yang lebih aku takutkan atas kalian daripada Al Masih?" Abu Sa'id berkata; Kami berkata; "Tentu, " maka beliau bersabda: "Syirik kecil, yaitu seseorang beramal karena kedudukan orang lain."
HR Ahmad,10822.
Fitnah al-Dajjal
Fitnah Dajjal adalah fitnah terbesar semenjak Allah Ta’ala menciptakan Adam sampai hari kiamat. Keluarnya Dajjal termasuklah di antara rangkaian tanda-tanda besar munculnya hari kiamat. Dajjal telah menutup kebenaran dengan kebatilan serta menutup kekufurannya dengan kebohongan. Kemampuannya yang luarbiasa tersebut menimbulkan kerancuan yang membingungkan akal, sehingga membuat sebahagian manusia tertipu darinya serta muncullah kekufuran diserata alam.
Telah diriwayatkan dalam hadith-hadith sahih bahwasannya Dajjal membawa kebun dan api. Apinya adalah kebun sedangkan kebunnya adalah api. Dia peritahkan langit(dengan izin Allah) untuk menurunkan hujan dan menyuruh bumi agar menumbuhkan berbagai tumbuhan. Bersamanya panji-panji kekufuran yang memperdaya umat manusia disana-sini.
Begitulah hebatnya fitnah al-Dajjal namun fitnah syirik khafi lebih dibimbangi oleh Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam yang akan menimpa umatnya tanpa mengira status kedudukan seseorang itu samaada dia sijahil atau sialim, ahli ibadah,pendakwah atau pejuang agama.
Fitnah syirik khafi
Syirik Khafi (tersamar) adalah penyakit yang akan menjangkiti niat dan tujuan pelakunya, meskipun secara zahir kelihatan dia beribadah kepada Allah Ta’ala namun pada hakikatnya adalah sebaliknya. Termasuk jenis Syirik Khafi adalah riya dan sum’ah.
Riya dan Sum’ah memiliki kesamaan dalam tujuan dalam ibadah, iaitu sebatas mengharapkan pujian atau sanjungan manusia. Adapun perbezaannya terdapat pada jenis ibadah yang dilakukan.
Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Katakanlah, sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kalian, diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kalian itu adalah Tuhan Yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang salih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” (Al-Kahfi : 110).
Riya
Pengertian Riya menurut Bahasa: riya’ (الرياء) berasal dari kata الرؤية (ru’yah), yang bererti menampakkan. Riya ’ adalah memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia.
Pengertian Riya Menurut Istilah iaitu: melakukan ibadah dengan niat supaya ingin dipuji manusia, dan tidak berniat beribadah kepada Allah Subhanahuwata'ala..
Riya adalah apabila seseorang itu memperbagus dan menghiasi ibadah yang dia lakukan, agar orang lain melihatnya. Tujuannya adalah untuk pujian dan sanjungan manusia atau maksud lain yang semisal.Riya menjangkiti ibadah badan yang dilakukan. seperti memperbaguskan solat dihadapan orang lain,
Riya terbahagi kepada dua:
Riya kholis:
Iaitu beribadah untuk dipandang oleh manusia semata-mata.
Riya syirik:
Beribadah dengan niat untuk mendapat pahala dari Allah dan juga ingin mendapat perhatian atau imbuhan dari manusia,iaitu bercampur baur.
Dalil al-Qu'ran:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. Al-Baqarah:264
Dalil al-Qur'an:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (٤) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ (٥) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (٦
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat karena riya” Al Maa’uun 4-6.
Sum'ah
Kata sum’ah (السمعة) berasal dari kata سمّع samma’a (memperdengarkan)
Kalimah ini digunakan jika seseorang menampakkan amalnya kepada manusia yang pada asalnya tidak mengetahuinya.
Pengertian sum’ah secara istilah(terminologi) adalah sikap seorang muslim yang membicarakan atau memberitahukan amal salihnya yang sebelumnya tidak diketahui atau tersembunyi dari pengetahuan manusia lain agar dirinya mendapatkan kedudukan atau penghargaan dari mereka, atau mengharapkan keuntungan material
Sum’ah juga boleh menjangkiti ibadah lisan seperti memperindahkan bacaan Al Quran di hadapan manusia dan kerana ingan mendapat pujian dan sanjuangan manusia.
Dalil Al-Qur’an tentang sum’ah dan riya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia…” Al-Baqarah : 264
Dan juga sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam,
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ
Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya. HR Bukhari
No comments:
Post a Comment