Friday, 9 February 2018

Mengulangi perilaku buruk umat-umat dahulu

Mengulangi perilaku buruk umat-umat dahulu

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «سَيُصِيبُ أُمَّتِي دَاءُ الأُمَمِ» فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللّهِ، وَمَا دَاءُ الأُمَمِ؟ قَالَ: «الأَشَرُ وَالبَطَرُ، وَالتَّكَاثُرُ وَالتَّنَاجُشُ فِي الدُّنْيَا، وَالتَّبَاغُضُ وَالتَّحَاسُدُ، حَتَّى يَكُونَ البَغْيُ» رواه الحاكم (4/168 رقم 7311).

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Umatku akan terjangkiti penyakit umat-umat terdahulu” maka mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apa saja penyakit umat-umat terdahulu itu? Rasulullah bersabda: “Kufur ni’mat, berlebihan saat mendapat ni’mat, menumpuk harta dan berlebih-lebihan dalam masalah dunia, saling membenci, saling iri hati sehingga ia menjadi orang yang melampuai batas” (HR. Al-Hakim 4/168 no. 7311). Hasan

Realiti kehidupan umat Islam di era milenium ini, bahawa tidak sedikit di antara kaum Muslimin yang mengulangi perangai buruk umat-umat masa lalu, bertuhankan dunia dan hidup bergelumang dengan duniawi yang palsu dan menipu.Mereka berlumba-lumba mendapatkan kekayaan dunia dan berlumba-lumba mempamerkan kekayaan yang mereka miliki.

Mereka saling menipu dan menjatuhkan sesama muslim demi kepentingan pragmatisme duniawi. Mereka bahkan tidak segan melakukan kezaliman terhadap sesama Muslim semi keuntungan duniawi.
Disebabkan itu, di zaman ini kesatuan dalam umat Islam nyata koyak oleh sikap sombong dan angkuh sebahagian kaum Muslim yang berbangga-bangga dengan kekayaan yang mereka miliki,isyarat ini telah disebut oleh Rasulullah Sallalahua'laihi wasallam.

Orang-orang yang telah terlena oleh kesenangan duniawi,mereka sanggup melakukan apa sahaja demi mendapatkannya, walaupun harus menyalahi syariat mahupun meninggalkan aqidah. Padahal Allah Ta'ala ada menyebutkan tentang hakikat dunia yang sebenar dalam firmanya,

قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا

Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. An-Nisa:77

Dan juga firman Allah Ta'ala,

لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ

Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. Al-Hijr:88

Mereka bahkan tidak segan berperangai seperti yang lazim dilihat pada orang kafir demi meraih kesenangan dan kenikmatan duniawi. Hal ini disebutkan oleh Allah Ta'ala,

زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا ۘ وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. Al-Baqarah:212

Dalam era milenium ini,banyak terjadi pertikaian antara sesama Muslim kerana merebut dunia,yang harganya tidak lebih dari bangkai. Pada zaman ini,ramai manusia berstatus Muslim rela meminggirkan nilai-nilai agama demi memuaskan hawa nafsu duniawi. Renungkanlah sabda Rasulullah Sallalahua'laihi wasallam.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ يَعْنِي ابْنَ بِلَالٍ عَنْ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِالسُّوقِ دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ ثُمَّ قَالَ أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ فَقَالُوا مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ قَالَ أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ قَالُوا وَاللَّهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ فَقَالَ فَوَاللَّهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَرْعَرَةَ السَّامِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ يَعْنِيَانِ الثَّقَفِيَّ عَنْ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ الثَّقَفِيِّ فَلَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ هَذَا السَّكَكُ بِهِ عَيْبًا

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Ja'far dari ayahnya dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam melintas masuk ke pasar seusai pergi dari tempat-tempat tinggi sementara orang-orang berada disisi beliau. Beliau melintasi bangkai anak kambing dengan telinga melekat, beliau mengangkat telinganya lalu bersabda: "Siapa diantara kalian yang mau membeli ini seharga satu dirham?" mereka menjawab: Kami tidak mau memilikinya, untuk apa? Beliau bersabda: "Apa kalian mau (bangkai) ini milik kalian?" mereka menjawab: Demi Allah, andai masih hidup pun ada cacatnya karena telinganya menempel, lalu bagaimana halnya dalam keadaan sudah mati? Beliau bersabda: "Demi Allah, dunia lebih hina bagi Allah melebihi (bangkai) ini bagi kalian." Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Mutsanna Al Anazi dan Ibrahim bin Muhammad bin Ararah As Sami keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Abdulwahhab Ats Tsaqafi dari Ja'far dari ayahnya dari Jabir dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam sepertinya hanya saja dalam hadits Ats Tsaqafi disebutkan: Bila pun hidup, telinga yang menempel ini aib. HR Muslim,5257

No comments:

Post a Comment