Saturday, 25 November 2017

Hukum mendatangi dukun atau bomoh yang mendakwa mengetahui perkara ghaib

Hukum mendatangi dukun atau bomoh yang mendakwa mengetahui perkara ghaib

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ صَفِيَّةَ عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna Al 'Anazi; Telah menceritakan kepada kami Yahya yaitu Ibnu Sa'id dari 'Ubaidillah dari Nafi' dari Shafiyyah dari sebagian para isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa mendatangi tukang tenung lalu dia bertanya kepadanya tentang suatu hal, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam." HR Muslim,4137.

Dalil hadith,


حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عَوْفٍ قَالَ حَدَّثَنَا خِلَاسٌ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَالْحَسَنِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari 'Auf berkata; telah menceritakan kepada kami Khilas dari Abu Hurairah dan Al Hasan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa mendatangi seorang dukun atau peramal kemudian membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam."

Dalil al-Qur'an,

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. An-Naml:65

Tafsir Jalalayn:
(Katakanlah!, "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib,baik dari kalangan para Malaikat mahupun manusia (kecuali) hanya (Allah saja) yang mengetahuinya (dan mereka tidak mengetahui) maksudnya orang-orang kafir Makkah sama pula dengan orang-orang selain mereka (bila) masa waktunya (mereka dibangkitkan hidup kembali."
Al-arraf - عَرَّافًا (dukun) adalah nama bagi al-kahin - كَاهِنًا (peramal), munajjim (ahli nujum), ar-rammal (tukang tenung), dan seumpamanya, mereka adalah dari kalangan orang-orang yang membicarakan masalah ghaib dengan metode-metode yang tertentu.

Justeru itu sesiapa yang mengklaim atau mendakwa mengetahui perkara ghaib maka dia adalah dukun. Walaupun gelarannya diubah menjadi ustad, kiyai, tok guru, habib atau para normal (yang sebenarnya orangnya tidak normal), ahli silap mata(magician), atau apa sahaja gelar lainnya, maka dia tetaplah seorang dukun yang berlaku padanya hukum-hukum selama dia mengakui mengetahui perkara ghaib. Kerana hakikat dan hukum tidak akan berubah dengan berubahnya nama, yakni: Selama hakikat dari sesuatu itu sama maka hukumnya juga sama walaupun namanya berbeza.

Maka perkara ghaib merupakan hak Allah Subhanahuwa'taala semata, tidak ada satu pun makhluk yang mengetahuinya baik dari kalangan malaikat mahupun dari kalangan Nabi. Justeru itu, barangsiapa yang mengaku mengetahuinya maka dia adalah dukun walaupun sesekali dia berkata benar. Al-Qur`an telah menegaskan bahwa tidak ada yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah.

Oleh kerana itu barangsiapa yang mengklaim atau mendakwa atau meyakini ada makhluk yang mengetahui perkara ghaib maka sungguh dia telah kafir kerana telah mendustakan Al-Qur`an, dan itu menyebabkan dirinya keluar dari agama Islam, wal ‘iyadzu billah.

Sisi kekufuran dukun yang lain adalah kerana dia menggunakan bantuan jin dalam mencuri berita dari langit, dan tentunya jin tidak akan membantunya kecuali setelah dia menjadi kafir atau musyrik melalui syarat-syarat yang ditetapkan olen jin-jin tersebut, misalnya dia harus menyembelih untuk selain Allah, meninggalkan solat, menghinakan al-Qur'an, dan sebagainya.Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” Al Jin: 6

Dalil al-Qur'an,

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ

“Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (manusia dan jin), (dan Allah berfirman) : “Hai golongan jin (setan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia,” lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia : “Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari kami (manusia) telah mendapat kesenangan dari sebagian yang lain (jin) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman : “Neraka itulah tempat tinggal kamu semua, sedang kamu semua kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)” Shad: 55

No comments:

Post a Comment