Surat
berantai (wasiat palsu) dan SMS
Sumber rujukan:
Fatawa Mua’sirah
(Fatwa kontemporari) oleh Dr Yusuf al-Qaradhawi
Ramai orang
bertanya tentang surat berantai(pesanan berantai), diantaranya ialah tentang
Syeikh Ahmad pemegang kunci Masjid Nabi saw yang bermimpi tentang dekatnya hari
kiamat dan di akhir surat itu dia berkata ada seorang hamba Allah di Bombay menyebarkan
30 salinan surat itu dan dia memperolehi INR25,000 dan seorang lagi menyebarkan
surat itu dan dia memperolehi rezeki sebanyak INR6000. Dia berkata lagi
barangsiapa yang menjumpai surat ini dan tidak menyebarkan surat ini kepada
orang lain, akan ditimpa musibah yang besar. Kami bertanya penduduk yang
tinggal di Hijaz tentang syeikh ini,tetapi tidak seorang pun yang kenal syeikh
ini.
Wasiat
ini tidak memerlukan mimpi bertemu dengan Nabi saw seperti yang dialami oleh
Syeikh Ahmad tentang dekatnya hari kiamat dan ia akan berlaku tidak lama lagi.Kita
tak perlu bersusah payah mempercayai mimpi Syeikh Ahmad atau Syeikh Umar kerana
al-Quran sememangnya menegaskan tentang hari kiamat yang hampir berlaku.Allah
swt berfirman dalam surat al-Ahzab:63,
يَسْأَلُكَ
النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ
لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
Manusia
bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah
kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.
Hadits
Sahl bin Sa’di ra berkata :
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بِإِصْبَعَيْهِ هَكَذَا بِالْوُسْطَى وَالَّتِي
تَلِي الْإِبْهَامَ بُعِثْتُ وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ
“Aku melihat Rasulullah
saw mengisyaratkan dengan dua jarinya seperti ini yaitu jari tengah dan jari
telunjuk (seraya berkata): “Aku dan hari kiamat diutus seperti ini.” HR
Bukhari
Kita tidak
perlu mencari pemberi wasiat seperti itu, bagi mengingatkan kita tentang hari
kiamat. Ini kerana al-Quran dan Sunnah Rasulullah
saw sudah cukup menjadi sumber kepada kita, Allah swt menjelaskan dalam surah
al-Maidah:3
الْيَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ
دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu
jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sesiapa
yang beranggapan Islam yang disempurnakan oleh Allah swt masih memerlukan
wasiat yang diberitakan oleh orang yang tidak dikenali, dia mempunyai keraguan
tentang kesempurnaan Islam.
Wasiat ini sendiri mengandungi penipuan dan
rekaan. Orang yang menulisnya mahu menakut-nakutkan manusia sekiranya mereka
tidak menyebarkannya, mendapat malapetaka seperti mengalami bencana yang
dahsyat, kehilangan anak,kehilangan harta benda dan sebagainya.Isi wasiat tersebut
jelas memperlihatkan
kebohongan dan kepalsuan wasiat tersebut.
Sebab, pewasiat
telah mengancam dan menakut-nakuti orang yang tidak mahu
menyebarluaskannya bahwa ia akan mendapat musibah dan kesusahan, anaknya
akan mati, dan hartanya akan habis. Hal ini tidak pernah dikatakan oleh
seorang manusiapun (yang normal pikirannya), terhadap kitab Allah dan
Sunnah Rasul-Nya.Firman Allah dalam surah al-Taubah
قُلْ لَنْ
يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ
الْمُؤْمِنُونَ
Ertinya: Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami,
dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal". al-Taubah:51
Rasulullah
s.a.w. pernah bersabda yang bermaksud:
"Ada tiga perkara yang sukar untuk dielakkan , iaitu:
bersangka buruk, tathayyur (sial menyial) dan hasad. Oleh karena itu kalau kamu
bersangka buruk jangan kamu percayainya dan laksanakan, dan kalau merasa sial
jangan berhenti (dari buat kerja yang dilakukan kerana terpengaruh), dan kalau
kamu hasad, jangan lanjutkan." (Riwayat Thabarani)
Tidak ada perintah
bahwa orang yang
membaca Al Qur'an harus menulisnya setelah itu
kemudian menyebarluaskannya kepada orang lain; dan jika tidak, akan
terkena musibah. Begitu pula tidak ada perintah bahwa orang yang membaca
Shahih Bukhari harus menulisnya dan menyebarluaskannya kepada khalayak
ramai, sebab kalau tidak,akan tertimpa musibah.Al Qur'an dan
Sunnah Rasul saja tidak begitu, maka bagaimana dengan wasiat yang penuh khurafat itu? Ini merupakan
sesuatu yang tidak mungkin dibenarkan oleh akal orang muslim yang
memahami Islam dengan baik dan benar. Kemudian dalam wasiat tersebut
dikatakan bahwa si Fulan dinegeri ini dan ini karena telah
menyebarluaskan wasiat tersebut ia mendapat rezeki sekian puluh ribu
ringgit. Semuaitu merupakan khurafat dan penyesatan terhadap umat Islamdari
jalan yang benar dan dari mengikuti Sunnah serta peraturan Allah
terhadap alam semesta. Untuk memperoleh rezeki, ada sebab-sebabnya, ada
jalan dan aturannya. Ada pun bersandar kepada khayalan dan khurafat
seperti dalam wasiat itu adalah merupakan usaha
untuk menyesatkan dan
meyelewengkan akal pikiran umat Islam.Kita perlu menjaga dan mengawasi
kaum muslimin agar tidak membenarkan
dan percaya kepada khurafat seperti ini dan agartidak mempunyai anggapan
bahwa orang yang menyebarluaskan wasiat palsu tersebut akan mendapat
syafaat dari Nabi saw. sebagaimana
yang dikatakan oleh penulis surat yang batil itu.Sesungguhnya
syafaat Nabi saw. juga diperuntukkan bagi umatnya yang pernah melakukan
dosa-dosa besar. Hal ini sudah disebutkan dalam hadits-hadits sahih (dan
tidak perlu bersumberkan pada wasiat melalui mimpi; pent.) bahwa
Rasulullah bersabda yang bermaksud:
"Orang yang
paling berbahagia akan memperoleh syafaatku pada hari kiamat ialah orang
yang telah mengikrarkan laa ilaaha illallah dengan perasaan
ikhlas dan lubuk hatinya." (HR Bukhari)