Saturday, 8 April 2017

Hikmah diharamkan patung

Hikmah diharamkan patung

Sumber rujukan:
Halal dan haram menurut perspektif Islam oleh Dr Yusuf al-Qardhawi.

Pertama, diharamkan patung adalah demi menjaga kemunian tauhid, supaya mereka tidak sama dengan kaum musyrik yang membuat patung sendiri kemudian disembah, bahkan dengan sangat khusyuknya. Walaupun ini bukanlanh satu-satunya alasan.

Islam memberkan perhatian yang sangat besar dalam melindungi umatnya dari paganisme atau syirik. Wajarlah jika Islam sangat berhati-hati dan peka,memandangkan umat manusia pada masa dahulu awal-awalnya hanya memasang gambar  dan lukisan orang soleh yang sudah meninggal dunia. Akhirnya mereka mensucikan lukisan atau gambar itu hingga dianggapnya  sebagai Tuhan yang mereka sembah di sisi Allah. Di hadapan lukisan itu mereka mengharapkan rahmat dan berkat, bahkan merasa takut kepadanya, sebagaimana yang berlaku kepada wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasra.

وَ قَالُوۡا لَا تَذَرُنَّ اٰلِهَتَكُمۡ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَّلَا سُوَاعًا  ۙ وَّ لَا يَغُوۡثَ وَيَعُوۡقَ وَنَسۡرًا​ ۚ

"Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa`, yaghuts, ya`uq dan nasr".Nuh:23

Tidaklah aneh bila Islam yang menggunakan kaedah berfikir “Mencegah jalan yang mengarah kepada kerosakan” menutup semua celah yang memungkinkan kemusyrikan menyelusup ke dalam hati dan akal, sama ada secara jelas mahupun tersamar, sebagaimana kaum pagan dan mereka yang bersikap berlebihan dalam beragama. Terlebih lagi Allah swt menurunkan syaria’at-Nya untuk semua umat manusia hingga hari kiamat.  Sesuatu yang aneh menurut satu generasi, mungkin menjadi sangat rasional bari generasi di masa hadapan. Sesuatu yang dianggap mustahil di suatu masa, mungkin sahaja menjadi kenyataan di masa hadapan.

            Kedua, dilihat dari dimensi pematung. Pematung menjadi angkuh, seolah-olah dia boleh mencipta sesuatu yang semula tidak ada atau mencipta makhluk hidup dari benda mati. Diriwayatkan ada seorang pamatung yang sudah bertahun-tahun membuat sebuah patung. Setelah selesai, dia begitu terpesona dan tergila-gila dengan lekuk-lekuk tubuh patungnya. Dengan angkuhnya dia mengajak patungnya bercakap: “Marilah bercakap,marilah bercakap!!!
Oleh itu Rasulullah saw bersabda,

اِنَّ  الَّذِيْنَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ  يَومَالْقِيَامَةِ  يُقَالُ  لَهُمْ: اَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ.

“sesungguhnya orang-orang yang membuat patung-patung ini kelak di hari kiamat akan di seksa dan dikatakan kepada mereka: “Hidupkan apa yang telah kalian ciptakan”. HR Bukhari dan Muslim.
Dalam sebuah hadith Qudsi Allah swt berfirman:


وَمَن اَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِيْ فَلْيَخْلُقُوْا شَعِيْرَةً اَوْ ذَرَّةً

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang berusaha menciptakan seperti penciptaan-Ku? Silakan mereka menciptakan zarrah, silakan mereka menciptakan satu biji gandum”.HR Bukhari dan  Muslim

Ketiga, para seniman yang suka membuat patung biasanya tidak mengenal batas ciptaan, sehingga akhirnya mereka membuat wanita telanjang, atau bahkan membuat simbol agama lain seperti salib dan patung yang tidak boleh diterima orang muslim.

Keempat, sepanjang zaman patung merupakan kebanggaan kaum borjuis. Istana dan bilik mereka dipenuhi dengan patung yang beranika bentuk dan bahan. Islam yang memerangi kemewahan seperti emas,perak dan kain sutera, juga mengharamkan simbol kemewahan lain yakni patung di rumah orang muslim.



No comments:

Post a Comment