Larangan
menghembus nafas dan meniup kedalam bekas air.
حَدَّثَنَا
ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ الْجَزَرِيِّ
عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الْإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا
حَدِيثٌ حَسَنٌ صحِيحٌ
Telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan
bin Uyainah dari Abdul Karim Al Jazari dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk bernafas dalam bejana atau
meniupnya. Berkata Abu 'Isa; Ini merupakan hadith hasan shahih. HR Tirmizi
حَدَّثَنَا
ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا الثَّقَفِيُّ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي
كَثِيرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَتَنَفَّسَ فِي الْإِنَاءِ
وَأَنْ يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَأَنْ يَسْتَطِيبَ بِيَمِينِهِ
Telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami
ats-Tsaqafi dari Ayyub dari Yahya bin Abu Katsir dari Abdullah bin Abu Qatadah
dari Abu Qatadah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang bernafas di
dalam bejana (saat minum), menyentuh kemaluan dengan tangan kanan, dan
beristinja' dengan tangan kanan." HR Muslim
Faktanya
adalah petunjuk Nabawi yang mulia ini di dalamnya terdapat adab yang agung, dan
perilaku meniup makanan dan minuman telah keluar dari adab-adab umum, dan
terdapat di dalamnya unsur pencemaran yang terhasil dari pencampuran
kotoran-kotoran dengan makanan dan minuman. Oleh karena itu larangan meniup
makanan dan minuman adalah suatu bentuk perlindungan terhadap manusia dari
risikio penyakit yang berjangkit.
Berdasarkan
dalil- dalil sahih di atas maka jelaslah bahawa bernafas atau meniup di dalam
bekas ketika minum minuman itu telah dilarang oleh Rasulullah saw. Dan Beliau
tidak mungkin melarang sesuatu jika di dalamnya tidak ada keburukan, maka
siapaun yang meninggalkan larangan tersebut nescaya ia akan memperoleh kebaikan
dunia dan akhirat.
Allah
swt menjelaskan tentang keadaan Rasulullah saw yang sentiasa dalam bimbingan
wahyu-Nya.Allah ta’ala berfirman,
وَمَا
يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
“Dan
dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa nafsunya, akan tetapi ucapannya tiada
lain adalah wahyu yang disampaikan kepadanya.” (QS. An Najm: 3-4)
No comments:
Post a Comment