Saturday, 8 July 2017

Jalan yang lurus

Jalan yang lurus

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَّ خَطًّا وَخَطَّ خَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ وَخَطَّ خَطَّيْنِ عَنْ يَسَارِهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَوْسَطِ فَقَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ

Dari Jabir bin Abdullah ia berkata; "Kami berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu membuat satu garis, kemudian membuat dua garis di sisi kanannya dan dua garis lagi di sisi kirinya. Kemudian beliau meletakkan tangannya di garis yang tengah seraya bersabda: " Inilah jalan Allah." Kemudian beliau membaca ayat ini, yang bermaksud: "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya(al-An'am:153)." HR Ibnu Majah

عَنْ جَابِرٍ قَالَ  كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ فَقَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَخَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ هَذِهِ سَبِيلُ الشَّيْطَانِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَسْوَدِ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Dari Jabir berkata; Kami duduk bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu beliau membuat garis seperti ini di depannya, lalu bersabda: "Ini adalah jalan Allah 'Azzawajalla ", sedangkan dua garis di kanannya dan juga dua garis pada sisi kirinya, beliau bersabda: "Ini adalah Jalan syaitan." kemudian beliau meletakkan tangannya pada garis hitam, lalu membaca ayat, "Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." HR Ahmad

Ulama tafsir menjelaskan bahwa pada ayat ini, Allah Ta'ala menggunakan bentuk jama' ketika menyebutkan jalan-jalan yang dilarang manusia mengikutinya, yaitu {السُّبُلَ}, dalam rangka menerangkan cabang-cabang dan banyaknya jalan-jalan kesesatan. Sedangkan pada kata tentang jalan  kebenaran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan bentuk tunggal dalam ayat tersebut, yaitu {سَبِيلِهِ}. karena memang jalan kebenaran itu hanya satu, dan tidak berbilang. 

Jalan yang lurus adalah jalan yang pernah ditempuh oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah satu-satunya jalan yang mengantarkan seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla
Tiada seorangpun yang dapat sampai kepada-Nya, kecuali melalui jalan ini”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menjelaskan jalan yang lurus tersebut dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِيْ
“Aku tinggalkan untuk kamu sesuatu. Jika kamu berpegang teguh kepadanya, kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku” Diriwayatkan Imam Malik dan yang lainnya,

Hakikatnya berpegang teguh dengan sunnah adalah ketaatan kepada Allah dan mengamalkan Al-Quran, karena Allah berfirman di dalam Al-Quran:
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu,sesungguhnya ia telah mentaati Allah” [An-Nisaa`:80].

Bahkan, makhluk terbaik yang menafsirkan Al-Quran adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla.
وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَانُزِّلَ إِلَيْهِمْ
“Dan Kami turunkan kepadamu Aquran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka” (An Nahl: 44).

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
ألا إني أوتيت القرآن ومثله معه
“Ketahuilah sesungguhnya saya diberi (wahyu) Al-Quran dan (wahyu) yang semisalnya bersamaan dengannya (As-Sunnah)” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, sedangkan lafadz ini adalah lafadz riwayat beliau. Sahih



No comments:

Post a Comment