Jalan yang lurus
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَّ خَطًّا وَخَطَّ خَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ
وَخَطَّ خَطَّيْنِ عَنْ يَسَارِهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَوْسَطِ فَقَالَ
هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا
فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
Dari Jabir bin Abdullah ia berkata;
"Kami berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu
membuat satu garis, kemudian membuat dua garis di sisi kanannya dan dua garis
lagi di sisi kirinya. Kemudian beliau meletakkan tangannya di garis yang tengah
seraya bersabda: " Inilah jalan Allah." Kemudian beliau membaca ayat
ini, yang bermaksud: "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah
jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari
jalan-Nya(al-An'am:153)." HR Ibnu Majah
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ فَقَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ
عَزَّ وَجَلَّ وَخَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ هَذِهِ
سَبِيلُ الشَّيْطَانِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَسْوَدِ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ
الْآيَةَ وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ
فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Dari Jabir berkata; Kami duduk
bersama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam lalu beliau membuat garis seperti ini
di depannya, lalu bersabda: "Ini adalah jalan Allah 'Azzawajalla ",
sedangkan dua garis di kanannya dan juga dua garis pada sisi kirinya, beliau
bersabda: "Ini adalah Jalan syaitan." kemudian beliau meletakkan
tangannya pada garis hitam, lalu membaca ayat, "Dan bahwa (yang kami
perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai
beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa."
HR Ahmad
Ulama
tafsir menjelaskan bahwa pada ayat ini, Allah Ta'ala menggunakan bentuk jama'
ketika menyebutkan jalan-jalan yang dilarang manusia mengikutinya, yaitu {السُّبُلَ}, dalam rangka menerangkan
cabang-cabang dan banyaknya jalan-jalan kesesatan. Sedangkan pada kata tentang
jalan kebenaran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menggunakan bentuk tunggal
dalam ayat tersebut, yaitu {سَبِيلِهِ}. karena memang jalan kebenaran
itu hanya satu, dan tidak berbilang.
Jalan yang lurus adalah jalan yang pernah ditempuh oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah satu-satunya jalan yang mengantarkan seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla
Tiada
seorangpun yang dapat sampai kepada-Nya, kecuali melalui jalan ini”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam juga telah menjelaskan jalan yang lurus tersebut dalam
sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا
بَعْدِي أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِيْ
“Aku tinggalkan untuk kamu
sesuatu. Jika kamu berpegang teguh kepadanya, kamu tidak akan sesat
selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku” Diriwayatkan Imam Malik dan
yang lainnya,
Hakikatnya
berpegang teguh dengan sunnah adalah ketaatan kepada Allah dan mengamalkan
Al-Quran, karena Allah berfirman di dalam Al-Quran:
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa
yang mentaati Rasul itu,sesungguhnya ia telah mentaati Allah” [An-Nisaa`:80].
Bahkan, makhluk terbaik yang menafsirkan Al-Quran adalah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla.
وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ
الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَانُزِّلَ إِلَيْهِمْ
“Dan
Kami turunkan kepadamu Aquran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa
yang telah diturunkan kepada mereka” (An
Nahl: 44).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam juga bersabda:
ألا إني أوتيت القرآن ومثله معه
“Ketahuilah
sesungguhnya saya diberi (wahyu) Al-Quran dan (wahyu) yang semisalnya bersamaan
dengannya (As-Sunnah)” (HR. Abu Dawud
dan Ahmad, sedangkan lafadz ini adalah lafadz riwayat beliau. Sahih
No comments:
Post a Comment