Sesungguhnya Bersama Kesusahan Ada Kemudahan : Tawakal
Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
“Bersama kesulitan, ada kemudahan.” HR Ahmad,2804.
Dan juga hadith dari Ibn Abbas,
واعلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّر، وأنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ ، وأنَّ معَ العُسْرِ يُسراً
“Dan kelapangan menyertai kesulitan, dan bersama kesulitan ada kemudahan.” HR. Al-Tirmidzi
Sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam ini bersesuaian dengan firman Allah سبحانه وتعالى ,
لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِّن سَعَتِهِ ۖ وَمَن قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّـهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّـهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللَّـهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” Ath-Thalaq: 7
Juga firman Allah سبحانه وتعالى,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Alam Nasyrah: 5-6
Dikekuarkan oleh Al-Barraz dalam musnadnya, dan juga Ibn Abi Hatim dengan lafaznya dari hadith Anas bahawa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda telah bersabda yang bermaksud: " Jika datang kesusahan, maka akan datang (setelahnya) kemudahan, yang kemudian kemudahan ini akan menghampiri kesusahan tersebut. "Kemudian tidak lama selepas itu turun firman Allah سبحانه وتعالى,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Alam Nasyrah: 5-6
Diantara bentuk kelembutan datangnya kelapangan setelah kesempitan, kemudahan setelah kesempitan,bahawa saat beratnya cubaan menimpa, sehingga muncul keputus-asaan terhadapnya. Lantas, kemudiannya disertai dengan menggantungkan dirinya kepada Allah, maka inilah yang disebut dengan tawakal. Tawakal ini merupakan suatu sebab terbesar yang dituntut keperluan, sesungguhnya Allah akan senang dengan ketawakalan hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah سبحانه وتعالى,
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Al-Thalaq:3.
Al-Fadhil berkata: "Demi Allah, jika anda telah berputus asa dari ciptaan/makhluk, hingga membuat anda tidak menginginkan sesuatu dari mereka, maka Allah akan memberikan anda semua yang anda inginkan. Jika seorang mukmin merasakan kelambatan datangnya kelapangan, walaupun setelah banyak berdoa,,serta melakukan ketundukan, namun tetap belum terlihat ijabah doa tersebut, maka hendaklah dirinya berkata pada dirinya bahawa jika hal tersebut baik baginya, maka kelapangan akan segera mendatanginya.
Bentuk yang seperti ini sangat disukai oleh Allah سبحانه وتعالى. Penyerahan segala sesuatu hanya kepada Allah سبحانه وتعالى dengan menyatakan bahawa Dialah yang Maha Mampu untuk mengubah segalanya.
No comments:
Post a Comment