Sumber rujukan: Rahsia Haji Mabrur oleh Prof Dr. Muhammad Mutawali Asy-Sya’rawi
Allah Ta’ala menyatakan bahawa bait-Nya
bekeberkatan.Berkat ialah suatu kurniaan yang diberikan lebih besar daripada
yang dijangkakan sebelumnya.Misalnya, ada seorang yang menanam gandum.biasanya
sepetak akan menghasilkan 500 kilogram gandum. Tapi ternyata sepetak semaiannya
itu memberikan hasil 1500 kilogram gandum.Itulah yang dikatakan
berkat.Ertinya,sesuatu yang merupakan kurniaan, tetapi memberikan apa yang
melebihi kurniaan itu.
Al-Bait Haram memang telah memberikan keberkatan yang
melimpah ruah, antaranya keberkataan reda, keberkatan perlindungan daripada
manusia, keberkatan iman yang menyusup keseluruh jiwa, keberkatan rasa takut
kepada Allah Ta’ala, dan keberkatan menumpas rasa sombong dan takabur dalam
jiwa.Semua orang yang berada dalam al-Baitul Haram akan merasakan apa yang
saudara-saudaranya yang lain rasakan semasa disana. Tidak ada sesiapapun yang
lebih tinggi kedudukanya disana hanya disebabkan oleh pangkat, harta yang
banyak, atau kerana perbezaan kulit dan nasab keturunannya.Disamping itu juga
terdapat keberkatan lain.Di al-Baitul Haram, solat seseorang dinilai dan
diganjar sebanyak seratus ribu kali(100000 X). Kalau satu solat diganjar dengan
seratus ribu kali, dan melakukan kebaikan lainnya juga diganjar dengan seratus
ribu kali, sementara pekerjaan yang sama yang dilakukan di luar Baitullah
al-Haram biasanya hanya dilipatgandakan sepuluh kali, maka hal itu dinamakan
keberkatan.
Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلاَةٌ فِى
مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ
الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ
صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ
“Solat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000
solat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Solat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100000 solat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir
bin ‘Abdillah
Diantara keberkatan
yang lain adalah kelapangan dada semua orang yang datang ke Makkah untuk
menunaikan ibadah haji berbanding dengan sarana dan prasarana yang ada.Meskipun
sarana sudah ditingkatkan demikian rupa tapi tidak akan dapat memberikan
layanan yang memadai terhadap para tetamu yang datang daripada lima benua.Namun
begitu,mereka datang itu tetap berlapang dada.Dada semua orang menjadi lapang
dan semua tempat melebar.Kita melihat puluhan orang tidur dengan seakan-akan
damai dan nyenyak dalam satu bilik.Padahal kalau di luar Makkah tidur berdua
saja rasanya sudah merimaskan.
Keberkatan lain juga ada dalam menunaikan ibadah
haji.Anda merasa tercegah daripada berbagai perbuatan dosa. Kalau anda boleh
melindungi diri daripada perbuatan dosa dan derhaka kepada Allah meskipun hanya
beberapa saat itu namanya suatu keberkatan.Dalam menunaikan ibadah haji Allah
Ta’ala berkenan memberikan keberkatan kepada anda dalam berbagai waktu sehingga
pada waktu-waktu itu anda hanya melakukan pekerjaan yang baik-baik itu di
al-Bait Haram serta dilipatgandakan tanpa batas dan tanpa bilangan pahalanya,
seperti yang dikatakan Rasulullah SAW.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْـهُ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْـهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: ( اَلْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا،
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَـهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّـةُ ) ﴿رواه
البـخاري: ١٧٧٣﴾
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: “’umrah yang
satu dengan ‘umrah berikutnya adalah penghapus dosa yang dilakukan antara masa
keduanya, sedangkan haji mabrur
balasannya tiada lain adalah surga.” [HR.
Al-Bukhari, nomor hadits: 1773]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْـهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْـهِ
وَسَلَّمَ : ( مَنْ أَتَى هٰذَا الْبَيْتَ، فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ؛
رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْـهُ أُمُّـهُ ) ﴿أخرجـه البـخاري: ١٨١٩﴾
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia
berkata: Rasulullah Saw. pernah bersabda: “Barangsiapa berhaji ke Baitullah
tanpa berkata keji, tanpa bersetubuh dan tanpa berbuat kefasikan (selama
ihram), maka dia pulang (tanpa dosa) bagaikan bayi yang baru lahir.” [Hadits
ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, nomor hadits: 1819].
[Mukhtashar Shahih Muslim, hal.399]
Dengan demikain berhaji
dan berada di al-Baitul Haram memiliki keberkatan yang luas sekali,memanjang
dari dunia hingga akhirat.Allah Ta’ala menginginkan agar manusia, mengikuti
ajara-Nya.Manusia tidak akan mendapat kesempatan yang lebih baik untuk
mengikuti ajaran-Nya daripada waktu menunaikan ibadah haji.Belum mendengar
panggilan azan lagi mereka sudah pergi berlari-lari ke Masjid Haram. Lalu duduk
bertasbih, bertahmid,berdoa,solat,tawaf dan membaca a-Quran untuk menunggu
waktu solat tiba.Mereka merasa sayang untuk meninggalkan waktu solat berjamaah
atau mengisi waktunyadengan sia-sia. Apalagi bermaksiat terhadap Allah Ta’ala
yang rasanya tidak mungkin sama sekali.Allah Ta’ala berfirman dalam surah Ali-Imran:96,
إِنَّ
أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى
لِّلْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Rumah
Ibadat yang mula-mula dibina untuk manusia (beribadat kepada Tuhannya) ialah
Baitullah yang di Makkah yang berkat dan (dijadikan) petunjuk hidayah bagi umat
manusia.
Perkataan "أَلْعَالَمِينَ
”
adalah jamak daripada perkataan “
عَالَم”.
عَالَم
ialah yang lain daripada Allah yang terdiri daripada berbagai jenis akhluk-Nya,
iaitu alam malaikat,alam jin,alam manusia, dan sebagainya.Maksudnya, keimanan
sudah Allah taburkan ke seluruh alam-Nya di antara berbagai jenis makhluk-Nya.
Di musim haji semua jenis makhluk-Nya datang daripada berbagai penjuru alam-Nya
untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Ini dapat kita lihat dalam salah
satu ayat yang terdapat dalam surah al-Hajj, ayat 27:
وَأَذِّن
فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن
كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang
kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.