Saturday, 22 August 2015

Rahsia Haji Mabrur: Keberkatan Dalam al-Baitul Haram

Sumber rujukan: Rahsia Haji Mabrur oleh Prof  Dr. Muhammad Mutawali Asy-Sya’rawi

            Allah Ta’ala menyatakan bahawa bait-Nya bekeberkatan.Berkat ialah suatu kurniaan yang diberikan lebih besar daripada yang dijangkakan sebelumnya.Misalnya, ada seorang yang menanam gandum.biasanya sepetak akan menghasilkan 500 kilogram gandum. Tapi ternyata sepetak semaiannya itu memberikan hasil 1500 kilogram gandum.Itulah yang dikatakan berkat.Ertinya,sesuatu yang merupakan kurniaan, tetapi memberikan apa yang melebihi kurniaan itu.

            Al-Bait Haram memang telah memberikan keberkatan yang melimpah ruah, antaranya keberkataan reda, keberkatan perlindungan daripada manusia, keberkatan iman yang menyusup keseluruh jiwa, keberkatan rasa takut kepada Allah Ta’ala, dan keberkatan menumpas rasa sombong dan takabur dalam jiwa.Semua orang yang berada dalam al-Baitul Haram akan merasakan apa yang saudara-saudaranya yang lain rasakan semasa disana. Tidak ada sesiapapun yang lebih tinggi kedudukanya disana hanya disebabkan oleh pangkat, harta yang banyak, atau kerana perbezaan kulit dan nasab keturunannya.Disamping itu juga terdapat keberkatan lain.Di al-Baitul Haram, solat seseorang dinilai dan diganjar sebanyak seratus ribu kali(100000 X). Kalau satu solat diganjar dengan seratus ribu kali, dan melakukan kebaikan lainnya juga diganjar dengan seratus ribu kali, sementara pekerjaan yang sama yang dilakukan di luar Baitullah al-Haram biasanya hanya dilipatgandakan sepuluh kali, maka hal itu dinamakan keberkatan.

Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ

Solat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 solat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Solat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100000 solat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah

 Diantara keberkatan yang lain adalah kelapangan dada semua orang yang datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji berbanding dengan sarana dan prasarana yang ada.Meskipun sarana sudah ditingkatkan demikian rupa tapi tidak akan dapat memberikan layanan yang memadai terhadap para tetamu yang datang daripada lima benua.Namun begitu,mereka datang itu tetap berlapang dada.Dada semua orang menjadi lapang dan semua tempat melebar.Kita melihat puluhan orang tidur dengan seakan-akan damai dan nyenyak dalam satu bilik.Padahal kalau di luar Makkah tidur berdua saja rasanya sudah merimaskan.
            Keberkatan lain juga ada dalam menunaikan ibadah haji.Anda merasa tercegah daripada berbagai perbuatan dosa. Kalau anda boleh melindungi diri daripada perbuatan dosa dan derhaka kepada Allah meskipun hanya beberapa saat itu namanya suatu keberkatan.Dalam menunaikan ibadah haji Allah Ta’ala berkenan memberikan keberkatan kepada anda dalam berbagai waktu sehingga pada waktu-waktu itu anda hanya melakukan pekerjaan yang baik-baik itu di al-Bait Haram serta dilipatgandakan tanpa batas dan tanpa bilangan pahalanya, seperti yang dikatakan Rasulullah SAW.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْـهُ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْـهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( اَلْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَـهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّـةُ ) ﴿رواه البـخاري: ١٧٧٣﴾

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: “’umrah yang satu dengan ‘umrah berikutnya adalah penghapus dosa yang dilakukan antara masa keduanya, sedangkan haji mabrur balasannya tiada lain adalah surga.” [HR. Al-Bukhari, nomor hadits: 1773]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْـهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْـهِ وَسَلَّمَ : ( مَنْ أَتَى هٰذَا الْبَيْتَ، فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ؛ رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْـهُ أُمُّـهُ ) ﴿أخرجـه البـخاري: ١٨١٩﴾

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah Saw. pernah bersabda: “Barangsiapa berhaji ke Baitullah tanpa berkata keji, tanpa bersetubuh dan tanpa berbuat kefasikan (selama ihram), maka dia pulang (tanpa dosa) bagaikan bayi yang baru lahir.” [Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, nomor hadits: 1819]. [Mukhtashar Shahih Muslim, hal.399]

            Dengan demikain berhaji dan berada di al-Baitul Haram memiliki keberkatan yang luas sekali,memanjang dari dunia hingga akhirat.Allah Ta’ala menginginkan agar manusia, mengikuti ajara-Nya.Manusia tidak akan mendapat kesempatan yang lebih baik untuk mengikuti ajaran-Nya daripada waktu menunaikan ibadah haji.Belum mendengar panggilan azan lagi mereka sudah pergi berlari-lari ke Masjid Haram. Lalu duduk bertasbih, bertahmid,berdoa,solat,tawaf dan membaca a-Quran untuk menunggu waktu solat tiba.Mereka merasa sayang untuk meninggalkan waktu solat berjamaah atau mengisi waktunyadengan sia-sia. Apalagi bermaksiat terhadap Allah Ta’ala yang rasanya tidak mungkin sama sekali.Allah Ta’ala berfirman dalam surah Ali-Imran:96,

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ

Sesungguhnya Rumah Ibadat yang mula-mula dibina untuk manusia (beribadat kepada Tuhannya) ialah Baitullah yang di Makkah yang berkat dan (dijadikan) petunjuk hidayah bagi umat manusia.

            Perkataan  "أَلْعَالَمِينَ adalah jamak daripada perkataan عَالَم”. عَالَم ialah yang lain daripada Allah yang terdiri daripada berbagai jenis akhluk-Nya, iaitu alam malaikat,alam jin,alam manusia, dan sebagainya.Maksudnya, keimanan sudah Allah taburkan ke seluruh alam-Nya di antara berbagai jenis makhluk-Nya. Di musim haji semua jenis makhluk-Nya datang daripada berbagai penjuru alam-Nya untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Ini dapat kita lihat dalam salah satu ayat yang terdapat dalam surah al-Hajj, ayat 27:

وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.

 

No comments:

Post a Comment