Gaya hidup Hedonisme (memuja kesenangan dan kenikmatan)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي الْخَيْرِ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمًا فَصَلَّى عَلَى أَهْلِ أُحُدٍ صَلَاتَهُ عَلَى الْمَيِّتِ ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى الْمِنْبَرِ فَقَالَ إِنِّي فَرَطٌ لَكُمْ وَأَنَا شَهِيدٌ عَلَيْكُمْ وَإِنِّي وَاللَّهِ لَأَنْظُرُ إِلَى حَوْضِي الْآنَ وَإِنِّي أُعْطِيتُ مَفَاتِيحَ خَزَائِنِ الْأَرْضِ أَوْ مَفَاتِيحَ الْأَرْضِ وَإِنِّي وَاللَّهِ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ أَنْ تُشْرِكُوا بَعْدِي وَلَكِنْ أَخَافُ عَلَيْكُمْ أَنْ تَنَافَسُوا فِيهَا
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Al Laits telah menceritakan kepada saya Yazid bin Abu Habib dari Abu Al Khair dari 'Uqbah bin 'Amir bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pada suatu hari keluar untuk menyolatkan syuhada' perang Uhud sebagaimana shalat untuk mayit. Kemudian Beliau pergi menuju mimbar lalu bersabda: "Sungguh aku ini yang terdepan dari kalian dan aku menjadi saksi atas kalian. Dan aku, demi Allah, sekarang sedang melihat telagaku (yang di surga) dan aku telah diberikan kunci-kunci kekayaan bumi atau kunci-kinci bumi (dunia). Demi Allah, sungguh aku tidak khawatir kepada kalian bahwa kalian akan menyekutukan (Allah) kembali sepeninggal aku. Namun yang aku khawatirkan terhadap kalian adalah kalian akan memperebutkan (kekayaan) duniawi ini".HR Bukhari:1258
Syariat Islam tidak melarang menikmati kebahagiaan duniawi, selama tidak melalaikan kewajipan beribadah kepada Allah, tidak berlebih-lebihan, serta tidak menyalahi nilai-nilai Qur'an dan Sunnah Nabi Sallallahu'alaihiwasallam,
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Al-Qasas:77
Syariat Islam menganjurkan umatnya untuk "mendidik" , yaitu dengan menahan hawa nafsu, Firman Allah Subhanahuwata'ala,
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَىٰ شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Al-Jatsiyah:8
Kini amatilah fenomena kehidupan manusia di era moden ini. Nescaya banyak ditemui perilaku hedonisme, iaitu gaya hidup yang lebih menekankan kesenangan atau kenikmatan belaka.
Hedonisme bukan sekadar soal gaya hidup bebas. Bahkan ia membawa falsafah hidup bahawa kebenaran mesti diukur berdasarkan keseronokan.
Falsafah ini amat bercanggah dengan Islam yang menggagaskan bahawa kebenaran itu selalunya tidak seronok kerana sifatnya kontra dengan nafsu.
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. Yusuf:53
Sebaliknya bagi pendokong hedonisme, jika seronok maka ia benar. Jika tidak seronok maka ia batil. Cara penilaian hedonisme mencangkupi seluruh aspek kehidupan.
Walaupun terkadang penganut hedonisme itu tidak semestinya menjalankan gaya hidup bebas. Tetapi ketika membuat pilihan menampakkan anutannya yang mahu bebas dari peraturan Tuhan. Tidak seronok katanya. Itulah akar hedonisme. Dengan tema yang sering diucapkan
“Happy go lucky. Hidup hanya sekali”
Pada zaman ini, ramai manusia yang dijangkiti "virus hendonisme" seperti suka akan dunia gemerlapan, kehidupan yang glamor,seks bebas, kahwin-cerai,pesta arak (minuman keras) dan dadah.
Kerika ini, kenikmatan "tunai" duniawi menjadi "panglima" (pionir) kehidupan insan. Tiada pencapaian hidup manusia, selain memburu kemewahan, kenikmatan dan kebahagiaan bersumberkan harta duniawi.
Dalam era moden kini, tiada kegilaan dalam inti pencapaian hidup yang hendak digapai oleh manusia selain memuaskan hawa nafsu. Mereka membiarkan pergolakkan hawa nafsu dalam diri mereka bermaharajalela seliar-liarnya. Mereka tersungkur dalam gaya hidup hedonisme (memuja kesenangan dan kenikmatan).
Firman Allah Ta'ala,
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” Al-Furqaan: 43
Allah Ta’ala berfirman :
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُون
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran?” Al-Jaatsiyah: 23
Allah Ta’ala berfirman :
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim” Al-Qashash:50
Kini amatilah realiti kehidupan umat Islam di era moden kini. Tidak sukar diketemui orang-orang yang berstatus Muslim yang memanjakan hawanafsu dalam kehidupan seharian mereka. Juga tidak sukar diketemui umat Islam yang bergaya hidup hedonisme (memuja kesenangan dan kenikmatan). Juga tidak sedikit umat Islam di era moden ini dijangkiti "Virus" gaya hidup hindonisme.
No comments:
Post a Comment