Kesyirikan pertama diatas muka bumi(Bermulanya dari patung orang soleh)
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ وَقَالَ عَطَاءٌ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا صَارَتْ الْأَوْثَانُ الَّتِي كَانَتْ فِي قَوْمِ نُوحٍ فِي الْعَرَبِ بَعْدُ أَمَّا وَدٌّ كَانَتْ لِكَلْبٍ بِدَوْمَةِ الْجَنْدَلِ وَأَمَّا سُوَاعٌ كَانَتْ لِهُذَيْلٍ وَأَمَّا يَغُوثُ فَكَانَتْ لِمُرَادٍ ثُمَّ لِبَنِي غُطَيْفٍ بِالْجَوْفِ عِنْدَ سَبَإٍ وَأَمَّا يَعُوقُ فَكَانَتْ لِهَمْدَانَ وَأَمَّا نَسْرٌ فَكَانَتْ لِحِمْيَرَ لِآلِ ذِي الْكَلَاعِ أَسْمَاءُ رِجَالٍ صَالِحِينَ مِنْ قَوْمِ نُوحٍ فَلَمَّا هَلَكُوا أَوْحَى الشَّيْطَانُ إِلَى قَوْمِهِمْ أَنْ انْصِبُوا إِلَى مَجَالِسِهِمْ الَّتِي كَانُوا يَجْلِسُونَ أَنْصَابًا وَسَمُّوهَا بِأَسْمَائِهِمْ فَفَعَلُوا فَلَمْ تُعْبَدْ حَتَّى إِذَا هَلَكَ أُولَئِكَ وَتَنَسَّخَ الْعِلْمُ عُبِدَتْ
Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] Telah mengabarkan kepada kami [Hasyim] dari [Ibnu Juraij] dan [Atha`] berkata; dari [Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma] bahwanya; Berhala-berhala yang dahulu di agungkan oleh kaum Nabi Nuh, di kemudian hari tersebar di bangsa 'Arab. Wadd menjadi berhala untuk kamu Kalb di Daumah Al Jandal. Suwa' untuk Bani Hudzail. Yaquts untuk Murad dan Bani Ghuthaif di Jauf tepatnya di Saba`. Adapun Ya'uq adalah untuk Bani Hamdan. Sedangkan Nashr untuk Himyar keluarga Dzul Kala'. Itulah nama-nama orang Shalih dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, syetan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan berhala pada majelis mereka dan menamakannya dengan nama-nama mereka. Maka mereka pun melakukan hal itu, dan saat itu berhala-berhala itu belum disembah hingga mereka wafat, sesudah itu, setelah ilmu tiada, maka berhala-berhala itu pun disembah." HR Bukhari, 4539.
Dalil al-Qur'an,
وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr".Nuh:23
وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا ۖ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا ضَلَالًا
Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. Nuh:24
Rujuk tafsir Jalalayn
Surah Nuh :23
(Dan mereka berkata) kepada orang-orang yang menjadi bawahan mereka ("Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan sembahan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan wadd) dapat dibaca waddan dan wuddan (dan jangan pula suwa', yaghuts, ya'uq dan nasr") nama-nama tersebut adalah nama-nama berhala-berhala mereka.
Surah Nuh:24
Kepada orang-orang lemah itu mereka mengatakan, 'Jangan kamu tinggalkan menyembah tuhan- tuhan kamu. Dan jangan tinggalkan Wadd, Suwa', Yaghûts, Ya'ûq dan Nasr'." Sembahan itu adalah patung- patung yang dipahat dalam bentuk binatang yang bermacam-macam. Orang-orang yang diikuti itu sungguh telah menyesatkan banyak orang. Kekafiran dan kekukuhan orang-orang yang zalim itu hanya menambah mereka jauh dari kebenaran.
Rujuk:Qishash al-Anbiya' 'Ibrtatun li-Uli al-Albab Abu al-Fida 'Ismail bin Kathir al-Quraishy(Ibn Kathir)
Ibnu Katsir dalam kitabnya yang berjudul Qashash al-Anbiyya mencatatkan bahawa, berhala yang pertama kali dibuat adalah Wadd, Suwâ’, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr, kesemuanya adalah para ulama soleh yang hidup pada masa antara Adam dan Nuh. Mereka semua adalah anak keturunan dari Adam, Wadd anak tertua dan paling berbakti kepada Adam.
Dinaqal dari Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Uwah bin az-Zubayr, bahwa ia berkata: "Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya`uq dan Nasr adalah anak-anak Adam. Sedangkan Wadd adalah yang paling tua dan yang paling berbakti kepada Adam." Qashash al-Anbiyya, karya Ibnu Katsir.
Selepas ulama soleh itu wafat, syaitan membisikkan kepada kaumnya agar mereka membuat patung orang soleh tersebut dan memberikan nama-nama patung-patung mengikut nama-nama orang soleh tersebut.
Mereka patuh pada bisikan syaitan itu, pada mulanya generasi awalnya membuat patung-patung tersebut tidak untuk disembah, namun setelah mereka meninggal dunia, maka generasi berikutnya menyembah patung-patung itu.
Firman Allah swt,
أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ
Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang. Al-Araf:191
Kesinambungan dari kesesatan menyembah patung-patung orang soleh ini disambung pula oleh orang Arab, sebagaimana dinyatakan oleh Allah swt dalam surah an-Najm,
لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَىٰ
Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. An-Najm:18
أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّىٰ
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza. An-Najm:19
وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَىٰ
dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah).An-Najm:20
أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَىٰ
Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? An-Najm:21
تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَىٰ
Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. An-Najm:22
إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَىٰ
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapa-bapk kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. An-Najm:23
Dalil dari hadith berkenaan al-Latta dan al-Uzza,
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَشْهَبِ حَدَّثَنَا أَبُو الْجَوْزَاءِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فِي قَوْلِهِ { اللَّاتَ وَالْعُزَّى } كَانَ اللَّاتُ رَجُلًا يَلُتُّ سَوِيقَ الْحَاجِّ
Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim Telah menceritakan kepada kami Abul Asyhab Telah menceritakan kepada kami Abu Al Jauza dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma mengenai firman Allah: al Laata dan al Uzza, (An Najm: 19). 'Al Laata adalah seorang laki-laki yang biasa membuat adunan roti untuk makanan orang-orang yang haji.' Al-Bukhari,4481.
Al- Latta adalah adalah gelaran seorang soleh yang membuatkan roti kepada jama’ah haji dengan percuma. Setelah ia meninggal, pengikut-pengikutnya mengenangnya dan mendatangi kuburannya, lalu beribadah di sana. Lama-kelamaan ia diagungkan dan menjadi berhala yang disembah selain Allah.
Kebimbangan Rasulullah saw terhadap aqidah umatnya agar tidak mengikut jejak langkah kesesatan umat-umat dahulu terserlah dalam hadith-hadith berikut,
حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ يَقُولُ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ سَمِعَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ عَلَى الْمِنْبَرِ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
Telah bercerita kepada kami Al Humaidiy telah bercerita kepada kami Sufyan berkata, aku mendengar Az Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Ubaidullah bin 'Abdullah dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhua bahwa dia mendengar 'Umar radliallahu 'anhum berkata di atas mimbar, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku (mensucikan) sebagaimana orang Nashrani mensucikan 'Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka itu katakanlah 'abdullahu wa rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya"). HR Bukhari,3189.
Dalil Hadith,
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ حَمْزَةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ قَبْرِي وَثَنًا لَعَنَ اللَّهُ قَوْمًا اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Hamzah Ibnul Mughirah dari Suhail Ibnu Abi Shalih dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, beliau bersabda: "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburku sebagai berhala, Allah melaknat suatu kaum yang menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid." HR Ahmad, 7054. Sahih.
No comments:
Post a Comment