Ruh,pendengaran,penglihatan dan hati
حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنْتُ أَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَرْثٍ بِالْمَدِينَةِ وَهُوَ مُتَّكِئٌ عَلَى عَسِيبٍ فَمَرَّ بِقَوْمٍ مِنْ الْيَهُودِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ سَلُوهُ عَنْ الرُّوحِ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا تَسْأَلُوهُ عَنْ الرُّوحِ فَسَأَلُوهُ فَقَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى الْعَسِيبِ وَأَنَا خَلْفَهُ فَظَنَنْتُ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْهِ فَقَالَ { وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ الرُّوحِ قُلْ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا } فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ قَدْ قُلْنَا لَكُمْ لَا تَسْأَلُوهُ
Telah menceritakan kepada kami Yahya telah menceritakan kepada kami Waki' dari Al A'masy dari Ibrahim dari 'Alqamah dari Abdullah berkata, "Pernah aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di sebuah kebun di Madinah, saat beliau bertelekan di atas tongkat. Kemudian beliau melalui sekelompok orang Yahudi, sebagian diantara mereka bertanya kepada sebagian lainnya 'Cuba tanyailah dia tentang roh/nyawa', sedang sebahagian lain berkata 'Jangan tanyai dia tentang nyawa'. Kemudian beliau berdiri bertelekan di atas tongkatnya sedang saya berada di belakangnya, aku kira beliau sedang menerima wahyu, lantas beliau membacakan kepada mereka: '(Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh/nyawa, katakanlah bahwa roh/nyawa itu adalah urusan tuhanku, dan tidaklah kamu diberi ilmu melainkan sedikit) ' Al Isra': 85. Maka sebahagian di antara mereka berkata kepada sebahagian lainnya, 'Kan telah kami katakan kepada kalian, jangan kalian tanya tentangnya! HR Bukhari
Firman Allah swt,
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".al-Isra': 85
Ruh adalah merupakan sebahagian hasil ciptaan Allah swt dan kejadian ruh adalah bukan sebagai benda yang berjisim dan hanya Allah sendirilah yang mengetahui tentang ruh itu, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, kerana manusia tidak mengetahui kecuali apa yang boleh dirasakan atau dicapai oleh pancaindera dan boleh diperlakukan oleh akal, sedangkan mengenai benda, manusia hanyalah mengetahui sebahagian sifat-sifatnya sahaja, seperti warna dan gerak, boleh diketahui oleh penglihatan (mata), suara boleh diterima oleh pendengaran (telinga), rasa dapat dikecap, bau dapat dicium, panas dan dingin dapat dirasakan oleh kulit. Maka dengan demikian tidaklah mudah bagi manusia mengetahui sesuatu yang tidak bersifat benda, seperti halnya ruh.
Jumhur ulama berpendapat bahwa yang dimaksud “Ar-Ruh” adalah ruh (nyawa), yang dengan itu tubuh manusia menjadi hidup. Sebagaimana yang disebutkan didalam surah ' Al Isra' ayat 85 diatas .
Ayat ini merupakan jumlah mu‘taridhah (جملة المعترضة) untuk menunjukkan betapa rugi dan sesatnya orang-orang zalim itu dan bahawa mereka terpedaya sehingga tidak mahu memikirkan tentang Al-Kitab/al-Quran dan mengambil manfaat daripadanya, tetapi disibukan dengan mencari-cari persoalan yang dibuat-buat tentang sesuatu yang tidak memberi apa-apa munafaat bahkan pula boleh menyesatkan. Padahal soalan sebegini menurut hikmah akal yang sihat patut ditutup jalan untuk mengetahuinya.
Inilah satu contoh cara berfikir golongan yang dimurkai Allah dan golongan sesat yang disebut didalam surah al-Fatihah, ayat 7,
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
"Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur". As-Sajdah:9
Dalam ayat di atas Allah swt meminta rasa syukur dari manusia di atas segala anugerah dan nikmat yang dikurniakan-Nya kepada manusia.Dan Allah swt tidak meminta agar manusia memikir dan mengkaji tentang kejadian ruh itu.
Pendengaran, penglihatan dan hati merupakan anugerah serta kenikmatan yang amat besar, Allah pun hanya meminta rasa syukur dari manusia. Syukur dengan cara menggunakan ketiga-tiga anugerah tersebut secara optimal serta dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik sesuai dengan perintah Sang Pencipta.
Mendengar bererti mencari informasi dan ilmu pengetahuan baik yang sifatnya wahyu ataupun penemuan-penemuan manusia yang sudah menjadi teori.
Melihat berarti meneliti, memperhatikan segala fenomena yang terjadi baik pada diri manusia ataupun alam semesta yang lebih luas.
Hati merupakan proses perenungan dan berfikir untuk memahami segala sesuatu dan menjawab setiap pertanyaan yang muncul.
Namun ia tidak berhenti sampai disitu, segala sesuatu yang sudah kita fahami seharusnya menjadi acuan untuk meniti perjalanan hidup ini. Baik buruknya kehidupan seseorang ditentukan oleh apa yang diterima oleh hati melalui mata dan hati yang dipandu oleh syariat Allah swt, baik yang berupa aqidah keimanan, amalan Islami dan kesempurnaan sifat ihsan yang membaluti kedua-duanya .
Namun banyak juga orang yang sudah diberi ilmu dan pemahaman namun jalan hidupnya bertolak belakang dengan hatinya.
Firman Allah swt.
وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
"Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya".al-Ahqaf:26
Firman Allah swt,
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai". al-A'raf:179
Ingatlah, bahwa kehidupan ini adalah amanah dan tubuh ini pun juga adalah amanah, setiap amanah yang diberikan adalah akan di pertanggungjawabkan untuk memeliharanya dengan baik dan menggunakannya juga di jalan yang baik dengan tujuan untuk kebaikan diri dan sekitarnya. Seperti firman Allah swt,
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Al-isra' :36
Suatu saat nanti amanah ini akan diminta dipertanggungjawabkan oleh Sang Pemberi amanah, apakah disyukuri dan digunakan untuk kemaslahatan ataukah diingkari dan malah digunakan untuk hal-hal yang salah.
No comments:
Post a Comment