Friday 15 December 2017

Meraih Manisnya Iman dengan 3 sebab

Meraih Manisnya Iman dengan 3 sebab

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab Ats Tsaqafi berkata, telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka" HR Bukhari,15.

Hakikat Iman:
Iman bukan sekadar keyakinan atau pengakuan semata-mata, ataupun iman bukanlah sekadar angan-angan atau pengakuan semata-mata, namun iman adalah keyakinan yang tebenam kedalam hati dengan utuhnya dan dibuktikan dengan amalan-amalan.

Dalil al-Qur'an,

قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ‏. الَّذِيۡنَ هُمۡ فِىۡ صَلَاتِهِمۡ خَاشِعُوۡنَ ۙ. وَالَّذِيۡنَ هُمۡ عَنِ اللَّغۡوِ مُعۡرِضُوۡنَۙ‏.وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِلزَّكٰوةِ فَاعِلُوۡنَۙ‏

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, serta orang-orang yang menunaikan zakat. Al-Mukminun:1-4

Meraih manisnya Iman:
Sebab pertama yang menyebabkan seseorang mukmin merasakan manisnya iman adalah mencintai Allah Subhanahuwata'ala
dan Rasul-Nya, serta mendahulukan keduanya daripada kecintaan terhadap yang lain.

Dalil al-Qur'an,

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
At-Taubah:24.

Dalil al-Qur'an,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). Al-Baqarah:165

Dalil Hadith,

Rasulullah Sallalahu'alaihi wasallam bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Tidak akan sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.” HR Bukhari.

Sebab kedua yang menyebabkan seseorang mukmin merasakan manisnya iman adalah mencintai kerana Allah Subhanahuwata'ala. Demikian pula dalam hal membenci, membela, dan memerangi, semua kerana Allah Subhanahuwata'ala. Cinta dan benci kerana Allah Subhanahuwata'ala adalah tali iman yang paling teguh. Rasa cinta adalah merupakan hal naluriah yang ada pada diri setiap insan. Sehingga perlu disalurkan kepada sesuatu yang yang benar dan tepat serta yang hanya diizinkan oleh syarak sahaja.

Mencintai seseorang banyak sebabnya, mungkin kerana pertalian keluarga atau kekerabatan, teman, atau kerana ingin mendapatkan kepentingan duniawi. Barang siapa yang mencintai seseorang kerana Allah, maka ini akan menjadi sebab untuk merasakan manisnya iman. Maka oleh sebab itu tanyalah diri kita ,apakah kecintaan kita kepada orang seseorang itu disebabkan kerana Allah atau kerana adanya kepentingan lainnya. Sebagaimana yang disabdakan dalam sebuah hadith yang amat terkenal dan menjadi teras kepada Islam,


عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. HR Bukhari dan Muslim.

Sebab ketiga yang menyebabkan seseorang mukmin merasakan manisnya iman adalah apabila dia membenci kesyirikan dan kekafiran, hal itu diwujudkan dengan berusaha mengenali kekafiran agar ia boleh menghindarinya.Sehingga hatinya diliputi kecintaan kepada iman dan kebencian kepada kekufuran. Sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam api.

Kebencian terhadap kesyirikan dan segenap bentuk kekafiran diwujudkan juga dengan sentiasa memohon kepada Allah Subhanahuwata'ala agar diselamatkan dari kekufuran dan agar hatinya selalu dikokohkan di atas keimanan.

Dalil al-Qur'an,

وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ

Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemahuanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,al-Hujurat:7

Allah Subhanahuwata'ala menegaskan bahawa Dia telah menjadikan perasaan cinta kepada Iman dan menghiaskan keimanan kepada para Sahabat Rasulullah Sallalahu'alaihi wasallam dan demikianlah juga kepada setiap mukmin yang bertakwa serta menjadikan perasaan benci terhadap kekufuran, kefasiqan, dan maksiat sehingga mereka tidak berani sama sekali melanggar perintah Allah dan RasulNya.

Mereka yang mempunyai sifat cinta kepada Iman dan membenci perkara yang berlawanan dengan Iman adalah golongan yang ditetapkan Allah s.w.t di atas kebenaran dan mendapat petunjuk daripada Allah Subhanahuwata'ala.

No comments:

Post a Comment