Tuesday, 6 June 2017

Jalan mencari redho Allah

Jalan mencari redho Allah

عائشة رضي الله عنها؛ أن رسول اللهءصلى الله عليه وسلم قال:   مَنِ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ ، بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ ، سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِ ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ .

“Barangsiapa mencari keredhoan dari Allah (saja) meskipun manusia benci kepadanya, niscaya Allah akan redho kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia redho kepadanya pula. Dan barangsiapa mencari keredhoan dari manusia dengan membuat Allah murka kepadanya, niscaya Allah akan murka kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia murka kepadanya pula.” HR. Ibnu Hibban .( Syuaib Al-Arnauth berkata: “Sanadnya Hasan).

عائشة رضي الله عنها؛ أن رسول اللهءصلى الله عليه وسلم قال: مَنْ أَرْضَى النَّاسَ بِسَخَطِ اللهِ وَكَلَهُ اللهُ إِلَى النَّاسِ وَمَنْ أَسْخَطَ النَّاسَ بِرِضَا اللهِ كَفَاهُ اللهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ 

“Barangsiapa mencari keredhoan manusia dengan membuat Allah murka, maka ia diserahkan oleh Allah kepada manusia. Dan barangsiapa membuat manusia murka dengan keredhoan Allah, maka Allah akan mencukupinya dari kejahatan manusia.” HR. Ibnu Hibban. Sahih

وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِي

Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keredhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. Al-Taubah:72

Wajib bagi setiap muslim mencari redho Allah dalam setiap perkataan dan perbuatan yang ia lakukan, meskipun manusia membencinya. Hal ini dikarenakan hanya Allah satu-satunya Dzat yang mampu memberikan manfaat dan kebaikan, dan mencegah mudharat dan keburukan.
Diharamkan bagi setiap muslim melakukan suatu perbuatan yang dibenci dan dimurkai Allah, apalagi jika ia melakukannya dengan niat dan tujuan mencari kecintaan dan keredhoan manusia. Tidak mengharapkan sesuatu apapun dari manusia baik berupa pujian,sanjungan, imbalan, populariti dan lainnya. Jangan sampai kita melakukan suatu amalan dengan niat dan tujuan supaya dikenang dan dipuji oleh manusia karena akan menyebabkan kebinasaan di dunia dan akhirat.
Amalan yang dapat meleburkan dosa dan mengapai keredhoan Allah swt :

Sentiasa mengingati Allah serta mencintai-Nya

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

“Wahai orang-orang yang beriman! Ingat-lah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” al-Ahzab:41

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”  ar-Ra’du: 28.
Dengan mengingat-Nya kita akan selalu dalam keadaan sedar. Sedar bahwa kita adalah seorang hamba, sedar bahwa kita begitu lemah, sedar bahwa segala sesuatu tak akan terjadi tanpa Kehendak-Nya. Maka dengan kesedaran itu hati kita akan merendah, khusyuk dan selalu tenang. Karena kita tidak bergantung kepada siapapun selain Allah swt.

Mencintai Nabi Muhammad saw.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Ali- Imran:31
Adalah bahwa dengan cara mengikuti contoh-contohnya, menerapkan cara Nabi saw dalam kata-kata, perbuatan, ketaatan kepada perintahnya, menghindari apa pun yang dilarang dan mengabil sikap Nabi saw pada saat diberi kemudahan, sukacita, kesulitan, dan penderitaan.

Menyayangi Ibu bapa dan berbuat baik kepada keduanya

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepadaNya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya” Al-Isra : 23

Salah satu dari tuntutan Islam ialah menyayangi dan berbuat baik kepada Ibu Bapa. Kewajiban ini ditegaskan oleh Allah Ta’ala dalam ayat di atas.Kedudukan berbuat baik kepada ibubapa diletakkan oleh Allah SWT pada tempat kedua dalam susunan ayat tersebut, iaitu setelah pengabdian kepada-Nya. Jika direnung sebaik-baiknya, bahawa jasa kasih sayang ibu bapa terhadap anaknya adalah bermula semenjak dari dalam rahim ibu lagi.

Mencintai sesama Mukminin

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi wali (penolong) bagi sebagian yang lain. at-Taubah:71

Seorang Mukmin harus mencintai saudaranya sesama Mukmin dengan tulus dari dalam hatinya. Karena hati-hati mereka sama-sama mencintai Allâh, mencintai Rasul-Nya, dan tunduk pasrah kepada-Nya dengan mengikuti agama Islam.

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri.HR. Bukhâri dan Muslim

Taubat:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” Az Zumar: 53).
Allah benar-benar Maha Pengampun dan Dia mengampuni setiap dosa , baik dosa kecil, dosa besar, dosa syirik bahkan dosa kekufuran.

Sabar
وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”. Ali Imran : 146

Hakikat sabar:
1-      Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
2-      Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah
3-      Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain.

Syukur

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)…” QS. An-Nahl: 53

Betapa melimpahnya kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, yang tidak terhitung jumlahnya. Allah memberikan kita kehidupan, kesehatan, makanan, minuman, pakaian dan begitu banyak nikmat yang lainnya.

Syukur yang sebenarnya tidaklah cukup hanya dengan mengucapkan “alhamdulillah”. Namun hendaknya seorang hamba bersyukur dengan hati, lisan dan anggota badannya

Amanah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al-Anfal: 27)

Tegasnya sifat amanah adalah menjadi tunggak kepada kemuliaan akhlak umat Islam.Setiap umat Islam dianjurkan berpegang teguh dengan kemuliaan sifat amanah hinggakan terhadap orang yang mengkhianatinya sekalipun, kita dinasihatkan supaya tidak bertindak balas dengan cara khianat.
Amanah terbahagi kepada tiga bahagian:
1-      Amanah yang kaitannya dengan hak Allah Tabaraka wa Ta’ala atas para hamba-Nya.
2-      Amanah dalam menunaikah hak-hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
3-      Amanah yang berkaitan dengan hak sesama manusia.

Menyantuni anak yatim dan orang miskin
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ ٠ فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ ٠ وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ ٠ فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ ٠ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ٠ الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ ٠ وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ ٠
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama (hari pembalasan)? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang solat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari solatnya. Orang-orang yang berbuat riya’  dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” Al Maa’uun: 1-7.

Di antara sifat orang yang mendustakan agama(hari pembalasan) adalah tidak menyayangi anak yatim dan orang miskin.
Orang seperti ini nyata mendustakan agama. Kerana dalam sikap dan tingkah laku perangainya dia mempertunjukkan bahwa dia tidak percaya kepada inti agama yang sejati, yaitu bahwa orang yang menolong sesama yang lemah akan diberi pahala dan ganjaran oleh Allah.
Tanggung jawab kita / masyarakat agar memperhatikan dan memelihara anak yatim dari segi kejiwaan serta sosial kemasyarakatannya, dan kita dilarang untuk merendahkan, serta menghina kedudukan mereka.

Mengimarahkan masjid

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللهِ مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلا الله َ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan solat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”At-Taubah:18
Oleh kerana itu setiap Muslim harus berperanan dalam memakmurkan masjid sebagaimana firman Allah di atas.Seperti yang kita fahami bahawa sejak zaman Rasulullah SAW, masjid bukan terhad tempat ibadah semata-mata tetapi merupakan pusat kegiatan dakwah Islam yang luas.Di zaman Rasulullah SAW Masjid menjadi tempat untuk meningkatkan iman para sahabatnya. Dalam masa yang sama, Masjid juga digunakan sebagai tempat pembelajaran dan pengajian Islam serta penyebaran Islam. 

Menuntut Ilmu
   
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” At-Taubah: 122


يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan beberapa derajat. al-Mujadalah : 11

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ

“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju syurga.” HR. Muslim

Ilmu agama merupakan hal yang sangat penting bagi setiap Muslim. Dengannya seorang Muslim dapat membezakan mana yang benar dan mana yang salah. Ilmu agama juga akan memberikan tuntunan kepada setiap Muslim kepada jalan yang diredhoi oleh Allah dan Rasul-Nya. Ilmu agama yang diamalkan dengan baik tentu akan menjadikan pemiliknya bahagia di dunia dan di akhirat.
Salah dari satu amal soleh yang memerlukan pengorbanan dalam mengerjakannya adalah menuntut ilmu. Pengorbanan tersebut boleh jadi berupa meluangkan waktu atau menyisihkan rezekinya atau dari tuntutan dunia semata-mata untuk  hadir di dalam majlis-majlis ilmu.


No comments:

Post a Comment