Tanda-tanda
berhasilnya amal ibadah selama bulan
Ramadhan
Kita
berharap agar Allah swt menerima segala amalan baik kita seperti tercantum dalam
doa berikut:
رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Tuhan
kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui". Al
Baqarah:127
Kita
juga berharap agar dikelompokkan oleh Allah swt. dalam kalangan orang-orang
yang bertakwa.
إِنَّمَا
يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
"Sesungguhnya
Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” Al Maidah:27
Tanda-tanda berhasilnya amal ibadah selama
bulan Ramadhan
Mengekali
kebiasaan amalan baik di dalam bulan Ramadhan, pada bulan Syawwal dan
bulan-bulan seterusnya adalah tanda berhasilnya amal ibadah selama Ramadhan.
Allah Swt berfirman:
وَيَزِيدُ
اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ
ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَرَدًّا
“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada
mereka yang telah mendapatkan petunjuk, dan amal-amal soleh yang kekal itu
lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik sesudahnya. Maryam:76.
Beberapa
amalan positif didalam bulan Ramadhan yang perlu dikekalkan dan ditingkatkan kualiti
dan kuantitinya adalah:
1- Amalan
solat, dalam hal ini adalah mengekali solat berjamaah lima waktu di masjid,
mengekali solat malam (tahajjud) setiap hari, dan mengekali solat-solat sunnah
lainnya.
2- Amalan
puasa , dalam hal ini adalah membiasakan berpuasa sunnah, seperti puasa
Syawwal, puasa Arafah, puasa Asyura, puasa Isnin dan khamis, dan puasa-puasa
sunnah lainnya.
3- Amalan
sedekah.
4- Amalan
tilawah al-Qur’an dan
5- Amalan
thalabul ilmi, gemar menghadiri majlis-majlis ilmu.
Terdapat
keterangan dari ulama-ulama salaf yang mengatakan, “Balasan dari amalan
kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan satu
kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan selanjutnya, maka itu adalah
tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula orang yang melaksanakan
amalan kebaikan lalu dilanjutkan dengan melakukan amalan kecelaan, maka ini
adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah
dilakukan. Karena Allah telah memberi taufiq dan menolong kita untuk
melaksanakan puasa Ramadhan serta berjanji mengampuni dosa kita yang telah
lalu, maka hendaklah kita mensyukuri hal
ini dengan melaksanakan puasa sunnah setelah Ramadhan. Sebagaimana para salaf
dahulu, setelah malam harinya melaksanakan solat malam, di siang harinya mereka
berpuasa sebagai rasa syukur pada Allah atas taufiq yang diberikan. Ibn Rajab,
Latho’if Al Ma’arif
Sebagaimana
firman Allah Swt berfirman:
وَالَّذِينَ
اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan
memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya Muhammad:17
Perlu
juga diberi perhatian dari sudut lain tanda-tanda diterima amal ibadah
seseorang:
1- Amal tidak diterima kecuali jika sah.
Tanda diterimanya amal, adalah dikerjakan dengan cara
yang sah, sah ada dua unsur, zahir dan batin.
Unsur zahir:
Mencangkupi syarat, rukun dan pelaksanannya berdasarkan sunnah
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam.
Unsur batin: niat yang ikhlas. Dua hal ini harus
dipenuhi jika ingin amal ibadah diterima oleh Allah.
Misalnya: Seseorang berniat ikhlas melakukan solat,
namun tidak berwudhu, tidak menghadap kiblat, tidak boleh membaca Al fatihah
dengan betul, rukuk dan sujudnya tanpa to'maninah. tidak khusyu maka akan
sukarlah amalan solatnya diterima.
2- Tidak kembali melakukan dosa
Jika seorang hamba benci kembali melakukan kemaksiatan
dan dosa, ketahuilah bahwa itu tanda amalnya diterima. Kerana orang yang
bertaubat dengan bersungguh –sungguh terdetik rasa penyesalan mendalam didalam
hatinya, ia bertekad sekuat hati agar tidak kembali terjerumus kedalam dosa dan maksiat.
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ
فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ
وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ
ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
"Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada
Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah
kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada
keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan
kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah
orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus".A-Hujurat:7
3.
Bertambah ketaatan (lantaran bertambah keimanan)
Firman Allah swt,
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ
عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا
"Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (kerananya)".
al-Anfal:2
4 Hati yang
bersih
Hati yang bersih adalah bekal terbaik ketika menghadap
Allah swt, hati yang bersih pula sebagai kayu ukur diterima atau tidak amal
kita.
Firman Allah:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ 88 اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ؕ 89
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak
berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, As
Syuara: 88-89
Harta tidak dapat menjaga seseorang dari azab Allah,
sekali pun ia menebusnya dengan emas sepenuh bumi atau dengan seluruh penghuni
bumi.
Pada Hari Kiamat, tidak ada yang bermanfaat kecuali
keimanan kepada Allah, ikhlas dan tunduk hanya kepada-Nya, bebas diri dari
perilaku syirik dan para penganutnya.
5. Selalu
mengingati akhirat
Kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal
selamanya, tiada bertepi tiada berhujung, hanya Allah yang Maha tahu. Orang
–orang yang diterima amal perbuatannya senantiasa mengaitkan segala kehidupan
dunia dengan kesudahan akhirat, baik dan buruk pasti akan di pertanggung
jawabkannya dihadapan Allah.
Firman Allah:
وَالآخِرَةُ
خَيْرٌ وَأَبْقَى
"Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih
kekal". Al A’laa: 17
وَلَلْآخِرَةُ
خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَى
"Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu
daripada yang sekarang (permulaan)". Ad Dhuha: 4
No comments:
Post a Comment